Home » » Prosal PTK

Prosal PTK

Written By elektronik tugas akhir on Jumat, 22 Januari 2010 | 21.14


PENGGUNAAN KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DI KELAS 5
SD NEGERI 3 BANYURASA KECAMATAN SUKAHENING
KABUPATEN TASIKMALAYA



PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan







Oleh :
T O H A
NIM : 0703555


PROGRAM PJJ S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGGUNAAN KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DI KELAS 5 SD NEGERI 3 BANYURASA KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA



Oleh :

T O H A
NIM : 0703555




Disetujui Dan Disahkan Oleh
Dosen Pembimbing





Drs. Yaya Sunarya , M.Pd.
NIP : 19591130 198703 1 002





Mengetahui
Koordinator Program PJJ S1 PGSD





Drs. Toto Fathoni, M.Pd.
NIP : 19600508 198503 1 003



A. Judul
PENGGUNAAN KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DI KELAS 5 SD NEGERI 3 BANYURASA KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA

B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah upaya untuk memanusiakan manusia. Sekolah adalah kelanjutan dari pendidikan didalam keluarga yang merupakan proses pendidikan paling utama dan alamiyah. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberikan kondisi mendidik yang dapat mengembangkan pribadi, wacana kedepan, cara berfikir, cara menyikapi permasalah, dan dapat memecahkan masalah secara metodologis, mampu bergaul dengan orang lain, mampu memahami dirinya dan hidup mandiri bersama masyarakat luas dan mampu mnggunakan kemampuannya untuk mengatasi segala permasalahan hidup.
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Salah satu pendidikan yang harus dikuasai pada saat ini adalah pendidikan sains (IPA) dan teknologi. Pendidikan IPA memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan IPA berorientasi pada pengembangan kemampuan berfikir dan berbahasa, peyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan IPTEK, penanaman nilai-nilai etika dan estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian, kreatif serta tanggung jawab. Namun kenyataan dilapangan, ditemukan bahwa pembelajaran IPA menjadi rendah yang berpengaruh pada pembelajaran dan hasil belajar. Menurut Djohar (Bolger, 2008:1) bahwa : “ Secara umum pembelajaran IPA saat ini belum berorientasi pada proses belajar, namun lebih mementingkan pada produk belajar, yakni pada pengetahuan “. Interaksi guru dan murid sekedar transfer pengetahuan dari seorang guru terhadap murid.
Pembelajaran IPA dengan cara primodial seperti yang diilustrasikan di atas, menghasilkan peserta didik yang sekedar memperoleh hapalan pengetahuan yang tidak lengkap dan mudah dilupakan sehinga tidak bermanfaat bagi kehidupnnya. Dengan demikian, pendidikan yang tekstual justru akan menjauhkan peserta didik dari realita asing terhadap fakta. Asing terhadap konteks pembelajaan dunia nyata, asing terhadap proses konseptualisasi, tidak mampu membuat konsep kehidupan, tidak mandiri dan lebih senang hidup tergantung dalam segala hal. Pendekatan tekstual dapat mengakibatkan keterpurukan dalam bidang IPA dan tertinggal dengan bangsa barat dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPTEK).
Dalam KTSP pembelajaan IPA bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Maka untuk menumbuhkan kemampuan tersebut perlu adanya pembelajaran yang lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan penembangan keterampilan proses dan ilmiah.
Sehubungan dengan tuntutan KTSP yang saat ini digunakan di kelas V SD N 3 Banyurasa, maka pelajaran IPA di sekolah tersebut harus mencapai kriteria ketuntasan minimum, tetapi hal ini belum dapat tercapai terutama dalam konsep pesawat sederhana. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran konsep pesawat sederhana. Dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana diharapkan siswa mampu memahami bahwa pesawat sederhana membantu meringankan pekerjaan.
Kenyataan di lapangan khususnya di SDN 3 Banyurasa, kemampuan siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana dalam proses membantu meringankan pekerjaan masih perlu ditingkatkan karena persentase kemampuan siswa secara keseluruhan adalah 45%. Dalam hal ini, masih banyak siswa yang tidak mampu memahami konsep pesawat sederhana untuk membantu meringankan pekerjaan.
Berdasarkan pengamatan faktor penyebab dari ketidakmampuan siswa kelas V SD N 3 Banyurasa dalam konsep pesawat sederhana adalah siswa mengalami kejenuhan sehingga siswa tidak mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kekurangantepatan pendidik didalam menerapkan tehnik pembelajaan pada saat pelajaran IPA berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung pendidik tidak menerapkan teknik yang sesuai dengan kebutuhan siswa yakni tidak menampilkan alat peraga yang tepat, sehingga anak mudah jenuh dan tidak mau mengikuti proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu suatu upaya yang dapat mengatasi diatas antara lain melalui penggunaan Kit IPA.
Kit IPA merupakan alat peraga yang digunakan dalam membuktikan teori-teori IPA yang dihubungkan dengan lingkungan alam yang tujuannya mendorong anak agar mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Menurut Trisnoherawati (2004:1) menyatakan bahwa : “ Kit IPA adalah alat-alat IPA yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA disekolah Dasar ”. Berdasarkan hal tersebut, maka Kit IPA perlu digunakan agar dapat membantu dan memudahkan siswa memahami konsep pesawat sederhana sehingga pembelajaran menjadi aktif, menarik, komunikatif, bermakna dan tidak menjenuhkan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas tentang peningkatan HASIL BELAJAR PADA KONSEP pesawat sederhana siswa melalui penggunaam Kit IPA. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “ Penggunaan Kit IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Pesawat Sederhana di Kelas 5 SD Negeri 3 Banyurasa Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya ”

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan Kit IPA di kelas V SDN 3 Banyurasa?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan Kit IPA di kelas V SDN 3 Banyurasa?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar pada konsep pesawat sederhana siswa kelas V SDN 3 Banyurasa dalam pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA?

D. Definisi Operasional
1. Kit IPA adalah alat-alat IPA yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Jenis Kit IPA antara lain :
a. Kit IPA siswa bagi siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan
b. Kit IPA untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk alat peraga
c. Kit IPA daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan.
2. Pembelajaran IPA adalah rangkaian kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yang bertujuan untuk mencari tahu tentang alam dan bukan hanya kumpulan pengetahuanberupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu penemuan.
3. Hasil belajar merupakan hasil dari proses kegiatan belajar mengajar dengan adanya perubahan pada diri siswa yang tercermin dalam hal kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir positif, berfikir rasional, dan kritis.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan data perencanaan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan Kit IPA di kelas V SDN 3 Banyurasa
2. Untuk mendapatkan data pelaksanan pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan Kit IPA di kelas V SDN 3 Banyurasa
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Banyurasa dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana dengan Kit IPA.

F. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat. Manfaat itu sebagai berikut :
a. Bagi siswa kelas V SDN 3 Banyurasa
Diperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dari sebelumnya terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep pesawat sederhana sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran IPA.
b. Bagi Guru kelas V SDN 3 Banyurasa
Diperoleh solusi alternatif dan inovatif bagi pembelajaran konsep pesawat sederhana melalui penggunaan Kit IPA di kelas V serta meningkatkan kemampun guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Bagi SDN 3 Banyursa
Menambah informasi yang bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam meningkatkan hasil belajar.

G. Kajian Teori
Proses pembelajaran adalah suatu komunikasi yang harus diciptakan oleh guru dan siswa. Adakalnya hasil belajar yang diperoleh tidak selalu memuaskan. Dengan kata lain tidak terjadi perubahan tingkah laku yang diharapan. Hal tersebut terjadi karena komunikasi yang tidak lancar atau kemungkinan terdapat gangguan atau hambatan seperti verbalisme, penafsiran yang salah, perhatian yang tidak terpusat dan keadaan lingkungan yang tidak serasi.
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahun ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan ini meliputi : keterampilan mengamati dengan seluruh indra; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja ; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan scara beragam, serta menggali dan memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. “ Pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksaakan sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan/melakukan yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam “. ( DEPDIKNAS, 2004:3)
Guru yang baik harus berkeinginan untuk senantiasa berkembang dalam profesinya, ia secara terus menerus mengembangkan pribadinya, menyempurnakan stategi mengajar, memperluas pengertian, serta sesuatu yang berkaitan dengan IPA. Dalam hal ini seorang guru harus lebih terbuka terhadap ide-ide baru, rela untuk melihat kekurangan dalam strategi mengajar yang selama ini dilakukan, dan mau mecoba strategi baru yang dianggap lebih efektif dan efisien. Sebagai seorang guru yang berpandangan maju dan luas, ia harus menyadari keterbatasan buku teks yang dipergunakan. Oleh karena itu penggunaan buku teks atau buku pegangan bukan satu-satunya sumber belajar yang harus diajar atau dihapalkan oleh siswa. Tugas yang dibebankan pada siswa tidak terbatas pada bahan yang ada melainkan harus dicari atau topik yang dapat mendorong siswa untuk mencari sumber lain dan diupayakan merangsang berfikirnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan meteri yang diajarkan. Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan/media pembelajaran. Rossi dan Breidle (Sanjaya, 2006:161) mengemukakan bahwa “ Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti, radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya “. Menurut Gerlach (Sanjaya, 2006:161) menyatakan bahwa : “ Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptkan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap “.
Media pembelajaran didefinisan oleh Gagne dan Reiser (Hamalik, 1994:152) menemukan bahwa : “ media sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan intruksional di komunikasikan ”. Selanjutnya, Borman (Hamalik, 1994:153) mendefinisikan “ Media pengajar sebagai setiap alat baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar “.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah guru mengajar dan siswa belajar. Media pembelajaran sudah lama dikenal istilah audio visual (alat bantu pandang dan dengar) selanjutnya dikenal dengan media pendidikan. Jadi media pendidikan adalah semua alat benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan informasi dari guru kepada murid.
“ Terdapat sedikit perpedaan antara alat peraga dengan alat pelajaran. Alat peraga ialah alat atau benda yang digunakan guru untuk diragakan atau diperlihatkan didalam kelas agar memperdalam makna materi pelajaran. Sedangkan alat pelajaran ialah suatu alat atau benda yang digunakan oleh guru lebih mudah mengajar dan siswa mudah belajar “ ( TIM DOSEN PGSD,2005 :).

Alat peraga dalam pembelajaran merupakan alat yang membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajarn yang telah ditentukan sebelumnya, maka dalam pembelajaran IPA alat peraga merupakan hal yang sangat penting dalam pembuktian teori yang dipelajarinya. Alat peraga juga sering disebut media pengajaran.
Menurut Bolgger (2008:5) menyatakan bahwa : “ yang dimaksud dengan media pengajaran IPA ialah suatu alat/benda yang digunakn oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA sehingga materi pelajaran dapat sampai dan diterima oleh siswa secara utuh dan mendalam (tidak verbalisme)”.

Salah satu media pengajaran IPA adalah Kit IPA. Dalam Kit IPA ini banyak sekali alat-alat yang digunakan dalam pembuktian teori-teori para ahli Sain, namun Kit IPA hanya terdapat di sekolah dasar karena untuk pembuktian teori yang bersifat sederhana.
“ Kit IPA merupakan alat-alat yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar ” (Trisnoherawati, 2004:1). Kit ada yang dibuat untuk kepentingan siswa dan ada yang digunakan untuk kepentingan tugas guru. Kit untuk kepentingan siswa maksudnya adalah Kit yang digunakan untuk membantu siswa melaksanakan percobaan-percobaan. Sedangkan Kit untuk guru adalah Kit yang digunakan untuk peragan ketika guru sedang menjelaskan suatu meteri bahasan. Kit dimaksudkan untuk memudahkan proses pembelajaran, sehingga diharapkan mutu pengajaran bisa meningkat. Kit IPA dapat dijadikan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran di sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Trisnoherawati (2004:13) bahwa “ kegunaan Kit IPA sebagai berikut : 1) untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, 2) untuk menekankan pada metode-metode pembelajaran interaktif, 3) untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia, 4) untruk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu, 5) untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarkat, ekonomi, dan teknik diIndonesia, 6) untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas.

Penggunaan media Kit IPA seperti telah disampaikan diatas mampu membantu siswa dalam meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajarnya meningkat. Karakteristik dan tujuan pembuatan Kit IPA diarahkan untuk membantu mempermudah penguasaan materi. Kit menunjukkan gejala-gejala alam dalam bentuk peragaan, daftar nama benda dan bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu, gambar-gambar atau informasi penting yang disampaikan oleh guru.
Dalam penggunaan media Kit IPA tentu harus memperhatikan beberapa persyaratan sehingga kita tersebut mempermudah pembelajaran IPA.
Menurut Trisnoherawati (2004:13) menyatakan bahwa “ Terdapat beberapa persyaratan Kit IPA : 1) membuat petunjuk pengamatan terhadap percobaan, 2) membuat hasil pengamatan dari hasil dari hasil apa yang diamati siswa / hasil pembahasan dengan siswa sebelumnya, 3) membuat kesimpulan yang ditemukan oleh siswa, 4) memberi inmformasi penting yang diberikan oleh guru tentang topik ketentuan, 5) mempersiapkan gambar-gambar yang membantu menjelaskan dan mengerti suatu masalah, 6) membuat ringkasan topik tertentu “.

Selanjutnya Trisnoherawati menjelaskan pula peranan Kit IPA di sekolah dasar antar lain : 1) Kit murid untuk percobaan yang dilaksanakan oleh kita sendiri dalam kelompok-kelompok kecil, 2) kit guru untuk peragaan an percobaan yang umunya dilakukan oleh guru dan siswa, 3) sebagai buku panduan IPA percobaan-percobaan yang dirakit sendiri dengan menggunakn bahan/barang yang ditemukan dilingkungan tempat tinggal siswa.

Jadi secara singkatnya Kit IPA berguna untuk membantu kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA yang telah ditentukan, melalui percoban dengan memanfatkan bahan yang sederhana.

H. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas sekolah, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Guru merupakan kendali utama dari meningkatkan mutu, memiliki pengaruh yang sangat besar oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mencari dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran IPA diantaranya adalah melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas, kemampuan, pemecahan masalah dan kemampuan menyampaikan informasi.
Media Kit IPA diharapkan dapat membuat siswa memahami konsep dan prinsip IPA secara langsung, dengan Kit IPA siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi pelajaran yang diberikan, siswa dapat secara langsung menyanyakan hal-hak yang terkait dengan materi yang sedang disampaikan. Sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat dengan mudah tercapai sesuai dengan standar kompetensi yang direncanakan dan siswa lebih efektif dalam pembelajaran IPA melalui metode dan stategi yang disesuaikan dengan materi. Maka apabila dapat digunakan dengan benar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan akhirnya hasil belajar siswa meningkat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :








I. Hipotesis
Dengan memperhatikan gerakan pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
“ Jika pembelajaran konsep pesawat sederhana menggunakan kit IPA, maka hasil belajar siswa akan meningkat ”.

J. Rencana Dan Prosedur Penelitian
a. Metode penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom Action Reseach) yang ditunjukkan untuk memperdalam penalaran terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran. Menurut Wardhani (2007:4) menyatkan bahwa : “ Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjany sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat “.

b. Variabel Penelitian
Varibel-variabel penelitian yang dijadikan fokus permasalahan yang dihadapi sebagaimana dirumuskan di awal bahasan terdiri dari :
1. Variabel input : keterampilan siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan.
2. Variabel proses : tindakan pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA pada pembelajaran konsep pesawat sederhana
3. Variabel out put : Serangkain tindakan pembelajaran setelah pembelajaran dilaksanakan pada siswa kels V SADN 3 Banyurasa Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya.

c. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Banyurasa Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2009/2010. Guru adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan seorang guru mitra sebagai supervisor. Jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 18 orang.

d. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Banyurasa Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalya kelas V semester dua Tahun Ajaran 2009/2010 dilakukan selama dua bulan (Februari-Maret) meliputi studi pendahuluan, persiapan, pelaksanan, dan evaluasi hasil kegiatan.

e. Prosedur Penelitian
Model PTK yang dipilih adalah model PTK yang dikembangkan dari Kemmis dan Tagart. Dasar pemilihan model ini antara lain pertimbangan keserderhanaan pada langkah tindakan yang hampir sama dengan pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru. Selain itu adanya kesesuaian dengan fokus masalah yang akan diteliti pada penelitian ini yakni penggunaan Kit IPA untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana dikelas V.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan dan mengamati serta merefleksikan. Satu siklus tindakan sama dengan satu kali tindakan pembelajaran dengan alokasi wqaktu 2 x 35 menit. Untuk selanjutnya istilah siklus tindakan identik dengan tindakan pembelajaran.
Alur pelaksanan tindakan kelas tersebut menggunakan sistem spiral fefleksi yang mencakup empat langkah, yaitu :
1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
2. Melaksanakan tindakan dan pengamatan
3. Refleksi hasil pengamatan
4. Perubahan/revisi untuk pengembangan selanjutnya.

Secara umum alur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut :











Gambar : Model Spiral Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc. Taggart, dalam Suharsimi Arikunto, 2007;74)
Tahap-tahap penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Pada perencanan tahap ini peneliti merencanakan kegiatan dan menetapkan waktu serta cara penyajiannya. Menyiapkan alat observasi untuk aktifiatas siswa saat pembelajaran, menentukan alterntif tindakan yang dapat dilakukan, menyusun rencana tindakan, menyiapkan alat dan teknis analisis data.
2. Tindakan (Action)
Tindakan ini merupakan tahap pelaksanaan perencanaan. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah disepakati bersama pada tahap perencanaan.
3. Observasi (observation)
Pada tahap ini guru yang ditunjuk sebagai supervisor, mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh peneliti dengan lembar obervasi aktifitas siswa dan guru.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan tahap terakhir dari suatu daur penelitian tindakan kelas. Pada tahap ini supervisor dan peneliti mendiskusikan hasil tindakan dan sebagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditentukan setelah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Setelah melakukan refleksi biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru, sehingga merasa perlu melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan refleksi ulang. Demikian tahap kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya sampai suatu permasalahan teratasi.
Fakto-faktor yang direncanakan menjadi sasaran perbaikan dalam tindakan pembelajaran meliputi :
1. Faktor siswa
a. Kemampuan siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana
b. Tingkat keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran konsep pesawat sederhana
2. Faktor guru
a. Kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajarn IPA pada konsep pesawat sederhana dengan mengunakan Kit IPA
b. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan mengunakan Kit IPA
c. Kecermatan guru dalam merefleksikan kinerjanya sendiri.

K. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi digunakan peneliti pada setiap pertemuan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh supervisor yaitu guru SDN 3 Banyurasa. Supervisor mengamati segala aktifitas guru dan siswa dalam memberikan komentar dalam kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran konsep pesawat sederhana melalui penggunaan Kit IPA. Lembar observasi dierahkan kepada peneliti setelah selesai proses pembelajaran.


2. Wawancara
Data yang didapatkan dari wawancara merupakan data yang menguatkan data yang diperoleh. Mengetahui pendapat siswa pelaksanaan pembelajaran dengan Kit IPA dan penilaiannya, serta mengetahui tanggapan tentang kesulitan apa aja yang dialami dalam menggunakan Kit IPA.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan ata yang diperoleh untuk memberikan gambaran secara umum mengenai lokasi penelitian serta obyeknya yakni keadaan sarana, riwayat singkat berdirinya SDN 3 Banyurasa, tugas aktifitas guru, buku infentaris, buku leger dan buku nilai siswa.

L. Instrumen Penelitian
1. Tes kognitif
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda berjumlah sepuluh soal dengan empat option untuk setiap siklus yang bertujan untuk memonitor kemampuan belajar siswa yang diperoleh selama proses belajar berlangsung sampai akhir pelajaran. Hasil pelajaran yang akan diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang pengetahuan (c1), pemahaman (c2), dan penerapan atau aplikasi (c3), selanjutnya soal yang jawabnya benar diber nilai 1 dan yang salah diberi jawaban 0
2. Lembar Observasi
Lembar observasi diigunakan untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Tabel 1
Indikator Observasi Terhadap Siswa

No. Indikator
1 Mengunakan alat
2 Melaksanakan pengamatan
3 Merumuskan pemecaan masalah
4 Mengomunikasikan hasil pengamatan
5 Bekerja sama
6 Menghargai hak/pendapat teman
7 Berani berpendapat/bertanya
8 Berada dalam kempok
9 Berada dalam tugas
10 Mendorong partisipasi
11 Mengundang orang lain
12 Menyelesaikan tugas dalam kelompoknya
13 Menghormati perbedaan individu
14 Menenunjukkan ketertarikan /minat








Tabel 2
Indikator observasi terhadap guru
No. indikator
1. Membangkitkan motivasi belajar siswa
2 Menungkapan pengetahuan awal siswa
3 Memberi acuan tentang materi pelajaran
4 Menyajikan media Kit IPA
5 Menjelaskan cara penggunaan Kit IPA
6 Membimbing siswa menggunakan Kit IPA pada pembelajaran
7 Memberi tugas untuk melakukan percobaan
8 Membahas tugas
9 Menarik kesimpulan
10 Melakukan tindak lanjut

3. Pedoman Wawancara
Pedoman waancara dilakukan untuk memperoleh tanggapan dari siswa mengenai pengunaan Kit IPA. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur (wawancara terbuka)
Tabel 3
Indikator pedoman wawancara

No Idikator
1 Penggunanaan Kit IPA dalam pembelajaran
2 Ketertarikan pada Kit IPA
3 Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Kit IPA
4 Kelebihan penggunaan Kit IPA
5 Hasil belajar setelah kegiatan belajar mengajar menggunakan Kit IPA
M. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Analisis data dilakukan terhadap data-data yang terkumpul melalui tes pilihan ganda, lembar observasi dan wawancara.
1. Analisa tes hasil belajar
Rumusan yang digunakan adalah mencari rata-rata atau mean. Mean atau rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subyek”. (sudjana, 2005:109). Secara sederhana rumusnya adalah :
¬
Keterangan :
= rata-rata (mean)
= jumlah skor
= banyaknya subjek
2. Analisa hasil observasi Siswa dan Guru
a. Pengelolahan data hasil observasi terhadap kinerja guru
b. pengelolahan data keterampilan dan sikap ilmiah siswa dalam kegiatan kelompok.




N. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2010 Ket
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pengajuan judul PTK
2 Seminar proposal
3 Perencanaan tidakan I
4 Pelaksanaan tinadakan I
5 Pengolahan dan analisa data serta refleksi tindakan I
6 Penyusunan rencana tidakan II
7 Pelaksanaan tindakan II
8 Pengelolaan dan analisa data serta refleksi tindakan II
9 Penyusunan laporan PTK dalam bentuk e-portopolio
10 Penyerahan laporan PTK dalam bentuk e-portopolio
11 Sidang e-TA


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad (1997), Pedoman Penggunaan Kit IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdikbud
Arikunto, Suharsimi.(2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Bolgger, Anwar (2008), Keefektifan Penggunaan Kit IPA . [Google], tersedia : http://www.anwarpgml.blogspot.com/2008/07/kampulatens.html diunduh tanggal 6 Januari 2010
Hamalik, Oemar (1994), Media Pendidikan, Bandung : Citra Aditya Bakri
Haryanto (2007) Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V, Jakarta : Erlangga
Hendri Mulyana dkk, Edi (2005), Metodologi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar, Tasikmalaya : UPI Kampus Tasikmalaya
Hendri Mulyana dkk, Edi (200), Pembelajaran IPA di Sekolaha Dasar, Tasikmalaya : UPI Kampus Tasikmalaya
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’i (2oo7), Media Pengajara, Bandung : Sinar Baru Algesindo
Sanjaya, Wina.(2006) Strategi Pembelajaran. Jkarata : Kencana
Tim Dosen PGSD. (2005) Bahan Ajar Pendidikan IPS SD. Tasikmalaya : PGSDUPI Kampus Tasikmalaya
Trisnoherawati, Nanik, (2004). Pengaruh Kit IPA Terhadap Prestasi Belajar Siswa.[Google] tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/naniktunpabs bab II Pdf ( 10 Januari 2010)
Wardhani.(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka
Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosda


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TOHA THEA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger